Laman

Rabu, 03 Oktober 2012

Kebudayaan Bacson Hoabinh

No
Bacson Hoabinh
Penjelasan
1
Pengertian
Kebudayaan batu yang membuat alat-alat dari batu.
2
Bahan
Batu sebesar kepalan tangan
3
Daerahnya
·        Kebudayaan Bacson Hoabinh  ditemukan di daerah Asia Tenggara, terutama Myanmar ,Birma.
·        Berasal dari daerah India
4
Periode/Waktu
Kurang lebih 1800 sampai 3000 tahun yang lalu
5
Fungsi alat yang dibuat
Alat-alat dibagi 2, yaitu:

·        Alat rumah tangga:
Untuk menguliti binatang, mengiris daging, serta mengupas dan memotong umbi umbian.


·        Alat spiritual:
Batu kubur, untuk orang yang telah meninggal.
6
Ciri Khas Kebudayaan
Berburu dan mengumpulkan makanan. Alat-alatnya berupa batu sebesar kuran kepalan tangan yang dipangkas di bagian kiri dan kanan sehingga menjadi alat penyerpih
7
Hubungan dengan Indonesia
Di Indonesia, alat-alat dari kebudayaan Bacson-Hoabinh dapat ditemukan di daerah Sumatera, Jawa (lembah Sungai Bengawan Solo), Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua (Irian Jaya).

Di Sumatera letaknya didaerah Lhokseumawe dan Medan.  













Persebaran kapak Sumatera dan kapak
Pendek menunjukan daerah Tonkin di Indocina dimana ditemukan pusat kebudayaan Prasejarah di pegunungan Bacson dan daerah Hoabinh yang letaknya saling berdekatan.

Alat-alat yang ditemukan di daerah tersebut menunjukkan kebudayaan Mesolitikum.

Kapak-kapak dikerjakan secara kasar. Terdapat pula kapak yang sudah diasah tajam, hal ini menunjukkan kebudayaan ProtoNeolitikum. Diantara kapak tersebut terdapat jenis pebbles yaitu kapakSumatera dan kapak pendek.

Tonkin merupakan pusat kebudayaan Asia Tenggara. Dari daerah tersebut kebudayaan ini sampai ke Indonesia melalui Semenanjung Malaya (Malaysia Barat) dan Thailand.

8
Corak kebudayaan
Bacson-Hoabinh pada zaman Mesolithikum sesungguhnya memiliki 3 corakkebudayaan yang terdiri dari:

a. Kebudayaan pebble/pebble culture di Sumatera Timur.
b. Kebudayaan tulang/bone culture di Sampung Ponorogo.
c. Kebudayaan flakes/flakes culture di Toala, Timor dan Rote

Jumat, 28 September 2012

KEBUDAYAAN DONG-SON

No.
Perihal
Penjelasan
1.
Pengertian
Kebudayaan Dong Son adalah kebudayaan zaman Perunggu yang berkembang di Lembah Song Hong, Vietnam. Kebudayaan ini juga berkembang di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
2.
Bahan
Bahan Logam (Umumnya tembaga, besi dan perunggu)
3.
Daerah Asal
Vietnam

4.
Periode / Waktu
1500 SM - 500 SM
5.
Fungsi Alat yang Dibuat
·   Sebagai alat penunjang kehidupan manusia. Alat hasil kebudayaan Dong Son dapat digunakan untuk alat-alat rumah tangga, sebagai alat berburu dan alat untuk beternak atau bertani.
·         Sebagai alat untuk kebutuhan upacara / ritual
·         Sebagai perhiasan
·         Sebagai alat untuk menunjukkan status sosial
6.
Teknik Pembuatan
1.       Teknik Bivalve (Setangkap)
Teknik ini menggunakan 2 cetakkan yang dirapatkan. Cetakan terbuat dari tanah liat yang dikeringkan, dibakar, dan diberi lubang yang berfungsi untuk memasukkan cairan logam. Setelah cairan logam dingin, cetakkan dibuka. Cetakan ini dapat dipergunakan berkali-kali.

2.       Teknik A Cire Perdue (Cetakan lilin)
Teknik ini diawali dengan membuat bentuk benda logam dari lilin yang berisi tanah liat sebagai intinya. Setelah itu diberi lubang dan dijemur agar mengeras kemudian dibakar. Masukkan cairan logam tunggu, hingga dingin. Cara mengeluarkannya dipecah. Sehingga cetakan tadi hanya bisa dipakai satu kali saja.

7.
Ciri Khas Kebudayaan
·         Alat-alat yang dibuat umumnya terbuat dari logam
·         Kebudayaannya dipengaruhi oleh berbagai aliran. Ini tampak dari artefak kehidupan sehari-hari ataupun peralatan bersifat ritual yang sangat rumit.
8.
Hubungan dengan Indonesia
Penyebaran kebudayaan Dong Son menyebabkan terbaginya kebudayaan di Indonesia menjadi 2, yaitu:
  •  Kebudayaan Melayu Tua (Proto Melayu) di Masyarakat Dayak 
  •  Kebudayaan Melayu Muda (Deutero Melayu) di masyarakat Bali Aga dan Lombok


Kebudayaan Dong Son sampai ke Indonesia melalui jalur Barat, yaitu Semenanjung Malaya. Pembawa kebudayaan ini adalah  bangsa Austronesia. Pendapat tentang kebudayaan Dong Son, sampai kepulauan Indonesia terbagi dalam 2 tahap:
·         Zaman Neolitikum, berlangsung kurang lebih sejak 2000 SM, merupakan zaman batu tulis, zaman kebudayaan kapak persegi
·         Zaman Perunggu, kurang lebih sejak 500 SM, merupakan kebudayaan kapak corong,  nekara, dan candrasa.
9.
Contoh Kebudayaan
·         Nekara
·         Patung-patung
·         Peralatan rumah tangga
·         Peralatan bertani
·         Peralatan berburu
·         Perhiasan-perhiasan

10.
Cara Hidup Pendukung
·         Kapak corong
·         Candrasa
·         Nekara
·         Bejana perunggu
·         Arca-arca perunggu
·         Gerabah
·         Benda-benda besi
·         Hidup menetap diperkampungan
·         Berladang
·         Ada pembagian kerja
·         Menguasai ilmu perbintangan, pelayaran, perdagangan dan pertanian
·         Menguasai pelayaran dengan perahu bercadik

Jumat, 21 September 2012

Sejarah APRA



Analisa Karya Seni Terapan Mancanegara
By: Edlin Prajnajaya / 13 / XI IPA 1

1. Restoran Cina

Desain Interior restoran ini dipengaruhi oleh kebudayaan Cina. Terlihat Plafon membentuk pola pola, membagi persegi menjadi empat bagian dan persegi tersebut terisi oleh persegi yang ujungnya tidak bersentuhan. Pola pola seperti itu umumnya digunakan oleh Cina dalam bangunan bangunan dan ukiran sebagai garis hias. Seperti dalam desain brosur dan lain lain, banyak juga yang memakai pola seperti itu.





Selain itu, meja bundar juga menunjukan ciri khas meja makan Cina. Menurut fengshui, meja makan bundar digunakan untuk orang makmur agar energi keluarga saling mengalir. Pot tanaman Bonsai yang bertuliskan tulisan Cina juga memberikan kesan khas Cina. Penggunaan kaca di tiap pondasi juga memiliki hubungan dengan fengshui Cina. Cermin melambangkan penggandaan kekayaan keluarga. Kursi yang desain kakinya melengkung juga merupakan kursi khas Cina. Selain itu tradisi Cina yang kuat dapat terlihat dari warna. Warna dominan yang digunakan adalah merah. Karpet alas maupun taplak meja berwarna merah, ini melambangkan keberuntungan.


2. Lonceng

Longceng tersebut dipengaruhi budaya Cina. Lonceng tersebut memiliki banyak tulisan tulisan Cina, bentuknya tidak seperti stupa, tetapi seperti bunga.


Dari sisi patung Buddha, terlihat jelas bahwa Buddha tersebut membawa banyak ornamen yang merupakan ciri khas khusus patung Buddha Cina. Pada aliran Buddha di India, Buddha tidak memakai ornamen ornamen lain. Juga terlihat dari gaya rambut dan muka.  Patung Buddha di Cina memiliki gaya rambut lain dengan yang di India, yang di India terlihat ikal ikalan bulat-bulat, yang Cina juga demikian tapi tidak terlalu kelihatan dan lebih terkesan renggang. Dari segi muka, yang di Cina terlihat lebih berisi dan yang di India terlihat kurang berisi. Ini berhubungan dengan jalur sejarah penyebaran agama Buddha.

Terdapat uang emas cina di puncak lonceng.

Naga juga memperjelas bahwa longceng tersebut telah terpengaruh budaya Cina, yang di pakai adalah naga Cina dan bukan naga barat.

Perbedaan naga tersebut adalah dari kakinya dan sayapnya. Naga Cina tidak memiliki sayap.


Penulis bersedia menerima kritik dan saran.